Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Pendekatan dalam Linguistik
Uraian pada bagian sebelumnya menjelaskan betapa pendekatan linguistik berbeda dari pendekatan-pendekatan lain kepada bahasa selama ini. Dapat pula ditambahkan di sini hal-hal yang labih menekankan perbedaan itu.
Pertama, linguistik mendekati bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif. Yang dipentingkan dalam linguistik ialah apa yang sebenarnya diungkapkan seseorang, dan bukannya apa yang menurut si penyelidik seharusnya diungkapkan. Menyusun kaidah-kaidah yang menjelaskan apa yang betul atau apa yang salah bukanlah tugas linguistik.
Kedua, linguistik tidak berusaha untuk memaksakan aturan-aturan suatu bahasa dalam kerangka bahasa yang lain. Beberapa puluh tahun yang lalu banyak ahli bahasa yang meneliti bahasa-bahasa di Indonesia dengan menerapkan kategori-kategori yang berasal dari bahasa Latin, Yunani, atau Arab. Karena itu, kita sekarang mewarisi konsep-konsep yang tidak cocok untuk bahasa-bahasa Indonesia, misalnya pembagian kelas kata pada bahasa lain, ciri semantis kata majemuk, tekanan, serta pengacauan bunyi, fonem, dan huruf. Pendekatan terhadap bahasa seperti diuraikan di atas tidak melihat bahwa tiap bahasa itu mempunyai sistem yang khas. Memang, ada pula bahasa-bahasa yang mempunyai sistem yang bersamaan. Sistem yang bersamaan ini baru dapat diakui bila telah dibuktikan adanya.
Ketiga, linguistik juga memperlakukan bahasa sebagai suatu sistem dan bukan hanya sebagai kumpulan dari unsur-unsur yang terlepas. Cara pendekatan ini disebut pendekatan struktural, sedangkan pendekatan bahasa yang menganggapnya sebagai kumpulan unsur-unsur yang tidak berhubungan satu sama lain disebut pendekatan atomistis. Pendekatan terakhir ini menandai ilmu bahasa abad ke-19 dan sebelumnya.
Keempat, linguistik memperlakukan bahasa bukan sebagai sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya pemakainya. Oleh sebab itu, pendekatan kepada bahasa dapat dilakukan secara deskriptif (sinkronis), yaitu dengan mempelajari pelbagai aspeknya pada suatu masa tertentu, atau secara historis (diakronis), yaitu dengan mempelajari perkembangannya dari suatu waktu ke waktu yang lain.
Seperti yang disebutkan pada bagian-bagian sebelumnya, dalam linguistik, bunyi merupakan hal primer, sedangkan tulisan hanyalah turunan belaka dari bunyi. Karena itu, objek primer penelitian linguistik adalah bunyi, bukan tulisan.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment