Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Cicip Juhi Asli di Pancoran

Cicip Juhi Asli di Pancoran

Cicip Juhi Asli Di Pancoran


Makanan laut yang satu ini bisa dibilang punya penggemar khusus. Namanya juhi. Juhi adalah sejenis cumi-cumi yang ukurannya besar. Biasanya, orang China dan Jepang mengonsumsi juhi yang dipanggang dan rasanya tawar.

Juhi kering itu biasa dijadikan camilan. Tetapi berkat kreativitas Kwe Tjang, juhi panggang itu menjadi punya nilai tambah. Di tahun 1948, Kwe Tjang mencampur juhi panggang dengan saus bumbu kacang. Juhi istimewa Kwe Tjang adalah taburan di atas potongan timun, potongan kentang rebus yang lalu digoreng, dan emping.

Sebelum juhi ditaburkan, racikan itu diguyur bumbu kacang ditambah sambal cabai cair dan kucuran jeruk limo. Setelah semuanya lengkap di piring, Kwe Tjang menaburinya dengan seabrek juhi kering yang disuwir. Makanan itu kemudian disebut rujak juhi.

Perpaduan bumbu kacang dan juhi menghasilkan berbagai rasa asin, gurih, pedas, segar, tanpa rasa dan bau amis. Harga seporsi Rujak juhi ini memang mahal, Rp18.000, tapi sepadan dengan suwiran juhi yang besar-besar di permukaan piring.

Sejak 1948 hingga kini, Kwe Tjang setia berjualan dengan gerobak yang didorongnya dari seputaran Jembatan Dua hingga ke Jalan Toko Tiga Sebrang di Pancoran Glodok.

"Dari saya masih umur 17 tahun, saya cari-cari aja jual makanan apa. Saya liat orang Jepang tahun 1940-an suka makan juhi panggang dipakein cuka. Trus saya nyoba ngolah lagi, saya coba pakein bumbu kacang, tambah kentang, timun. Kata orang enak. Ya, saya Ianjutin jualan ini," begitu Kwe Tjang yang kini berusia 77 tahun, berkisah.

Sepanjang 60 tahun perjalanan hidup kakek 24 cucu dan satu buyut ini habis di Jalan Toko Tiga Sebrang. Sepanjang masa itu dengan telaten dia menjual rujak juhi. "Pokoknya saya jualan terus. Sampai saya tua," tandas pria yang masih merasa muda itu.

Tahan semalam

Gerobak tua bertuliskan Rujak Juhi Asli Kwe Tjang itu berjejer di pinggir Kali Pancoran persis di sebelah gerobak pedagang martabak manis dan asin. Meski sangat sederhana, jangan heran jika melihat antrean pembeli di sini. Biasanya di sore hari kala warga pulang kerja antrean semakin mengular.

Mereka biasa menyempatkan membeli rujak juhi. Kebanyakan orang membeli rujak juhi untuk dimakan di rumah. Maka itu Kwe Tjang sudah menyiapkan bumbu kacang dan sambal cabai cair di dalam plastik-plastik kecil.

"Kalau dimakan di rumah, enggak enak kalau bumbunya dicampur, harus dipisah. Tapi jangan besok makannya. Ini hanya tahan sampai tengah malam. Kalau juhinya tahan lama, tapi bumbu kacangnya yang enggak tahan," ujar Kwe Tjang.

Lantas ada yang bertanya, apa bedanya dengan rujak shanghai? Tangkas dia menjawab, "Rujak shanghai kan pake kangkung. Juhinya juga cuma direbus." Ayah tujuh putra putri ini menunjuk warung Rujak Shanghai Encim di Pancoran Glodok yang seumuran dengan usaha Kwe Tjang.

Di warung Rujak Shangai Encim tersedia juga Rujak Juhi Pancoran. Namun rujak juhi yang baru berusia sekitar 30-an tahun ini berbeda racikannya dengan milik Kwe Tjang. Di sini, rujak juhi berisi selada, tahu goreng, timun, kentang rebus yang kemudian digoreng, mi. juhi, dan emping ditambah guyuran bumbu kacang. Seporsi rujak juhi di sini Rp15.000 (per Februari 2010).

Tentu saja berbeda harga akan berdampak pada rasa dan banyak sedikitnya isi juhi. Dengan harga lebih murah, pembeli mendapat suwiran rujak juhi yang lebih tipis dan sedikit dibandingkan pada rujak juhi milik Kwe Tjang.

Tapi selera tak bisa diperdebatkan. Silakan saja pilih. Rujak Juhi Pancoran buka pukul 09.00—17.00, sedangkan Kwe Tjang berjualan pukul 15.00—20.00. (Pradaningrum Mijarto)

Alamat Rujak Juhi Kwe Tjang

Pancoran, Glodok, Jakarta Barat



Buku: 55 Tempat Makan Unik & Asik Ala Warkot

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara