Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Perkenalan Seeng Tee Dengan Dunia Rokok

Perkenalan Seeng Tee Dengan Dunia Rokok

Perkenalan Seeng Tee Dengan Dunia Rokok

Perkenalan Seeng Tee pada dunia rokok dimulai di tahun yang sama dengan pernikahannya, yakni ketika ia bekerja sebagai pengolah dan pelinting tembakau untuk sebuah perusahaan rokok kecil di Lamongan, 45 km di luar Surabaya. Seeng Tee terlihat sangat menyukai pekerjaan barunya ini. Si pemilik usaha bahkan mengakui bahwa Seeng Tee memiliki bakat natural dalam meracik tembakau. Dan tidak butuh waktu lama bagi Seeng Tee untuk akhirnya memulai bisnisnya sendiri. Ia mendirikan sebuah kios kaki lima yang menjual tembakau hasil olahannya.

Hasilnya pun lumayan. Penjualan tembakau Seeng Tee terus meningkat hingga memaksanya untuk merelokasi usaha keluar dari rumahnya yang terletak di bawah sebuah jembatan di Gang Gembong. Ia memutuskan untuk menyewa sebuah kios kecil di Jalan Cantikan Pojok di mana Seeng Tee dan istrinya menjual makanan pokok dan produk tembakau. Di sinilah sepeda bekas hasil kerja keras Seeng Tee sejak kecil memiliki peran penting. Untuk menambah penghasilan, setiap hari Seeng Tee mengayuh sepeda tersebut sambil menawarkan tembakau kepada pedagang besar dan eceran di Surabaya.

Kesuksesan awal ini sedikit banyak memberi pelajaran tentang bisnis rokok kepada Seeng Tee, yakni bahwa konsumen memiliki minat pada rasa tertentu dan cenderung setia pada rasa itu. Awalnya Seeng Tee terbiasa menjual tembakau tanpa unsur tambahan apapun, murni hanya menawarkan rasa natural seperti coklat, vanila, atau cengkih. Setelah sekian lama mengamati, Seeng Tee mulai menyadari bahwa pelanggannya tidak hanya berhenti di kios untuk membeli tembakau, tetapi juga mampir ke kios lain untuk membeli rempah-rempah guna dicampur dengan tembakau.

Kebiasaan memasukkan unsur lain ke dalam rokok memang menjadi kebiasaan perokok tingwe. Konsumen Seeng Tee termasuk di dalamnya. Mereka mencampur tembakau yang dibeli di tempat Seeng Tee dengan bumbu yang dibeli di tempat lain. Lama-kelamaan Seeng Tee mulai mengetahui bahwa beberapa campuran lebih populer ketimbang yang lain. Ia pun mempelajari kombinasi populer tersebut dan mulai meracik versinya sendiri. Liem Seeng Tee adalah orang pertama yang mencampurkan beberapa jenis bumbu, seperti vanila, pala, kayumanis, dan cengkih dalam racikan rokoknya.

Inovasinya ini terbukti ampuh dan diakui oleh konsumennya. Rasa yang ditimbulkan dalam racikan Seeng Tee mewakili secara akurat preferensi dan harapan dari konsumen setianya. Dikembangkan lebih lanjut, Seeng Tee kemudian muncul dengan ide membuat rokok pre-rolled dengan campuran tembakau khas karyanya. Seperti sebelumnya, inovasi ini juga berjalan sukses.

Namun meski Seeng Tee memproduksi rokok-rokok murah untuk pasaran umum, ide besarnya adalah membuat rokok premium. Untuk itu ia selalu mengutamakan tembakau terbaik dan bumbu alami sambil terus disiplin melibatkan diri secara langsung di dalam proses produksinya. Produk utamanya adalah Dji Sam Soe, yang dijual menggunakan kode merek "Fatsal 5" dan beberapa variannya yang dilinting dengan kertas rokok dalam berbagai warna, seperti hitam, merah, hijau, dan oranye, sesuai dengan selera masa itu.


Buku: 4-G Marketing: A 90-Year Journey Of Creating Everlasting Brands

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara