Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Produksi Bunyi Bahasa
Untuk memahami ciri fisik bahasa, yang pertama-tama perlu diketahui adalah darimana dan bagaimana bahasa itu dihasilkan (diproduksi). Sebuah instrumen musik yang disebut biola akan menghasilkan bunyi yang berbeda dari kelazimannya jika dawai-dawai biola itu dipetik seperti gitar. Walaupun sumber bunyinya sama, yaitu dawai, jika cara menghasilkan bunyinya berbeda, ciri bunyi yang dihasilkan pun berbeda. Bunyi biola itu juga akan berbeda jika besar-kecilnya dawai, ketegangan dawai, atau bentuk badan biola serta lubang resonansi badan biola berbeda.
Tidak berbeda dengan bunyi biola, bunyi bahasa juga ditentukan oleh sumber bunyi serta proses dalam memproduksi bahasa itu. Setiap manusia memiliki "suara" yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan volume rongga mulut, volume rongga tenggorokan, perbedaan fisik alat bicara, serta perbedaan ciri fisik organ-organ tubuh lain yang terlibat akan menghasilkan bunyi yang berbeda pula. Ada orang yang memiliki suara yang kecil dan bernada tinggi; ada orang yang memiliki suara besar dan bernada rendah, dan sebagainya. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Fonetik mampu menjawab pertanyaan itu secara ilmiah dan tentu saja bermanfaat.
Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan (1) alat bicara yang normal (dalam biola atau gitar adalah dawai dan badan biola atau gitar), (2) keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi (kemampuan dan keterampilan pemusik dalam memainkan instrumen biola atau gitar), serta (3) kemampuan mengatur pernapasan untuk mengalirkan udara ke rongga tenggorokan, mulut, dan hidung (dalam biola dan gitar berkaitan dengan lubang resonansi yang ada dalam tubuh biola atau gitar).
Ilmu yang mempelajari proses produksi bunyi bahasa disebut fonetik artikulatoris. Secara tradisional, Ladefoged (1971:2) menjelaskan bahwa proses produksi bahasa melibatkan empat proses, yaitu (1) the phonation process 'proses pembunyian' (2) the airstream process 'proses aliran udara', (3) the articulatory process 'proses artikulasi', serta (4) the oro-nasal process 'proses oronasal'.
Kekeliruan atau ketakterampilan seseorang dalam melakukan proses produksi bunyi bahasa ini akan dapat berakibat buruk. Bunyi yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan standar kualitas yang diperlukan. Seorang pelamar berkemungkinan tidak diterima sebagai pembawa acara di sebuah media elektronik hanya akibat ketakterampilannya dalam melakukan proses produksi bunyi bahasa. Jika pengucapan atau artikulasi kata-kata bahasa Indonesia dilakukan dengan cara artikulasi bahasa ibu atau bahasa daerah yang dimilikinya, misalnya, hasil bahasa yang diharapkan tentu tidak memenuhi standar yang ditentukan.
Seorang penyanyi yang belum berpengalaman biasanya belum mampu menghasilkan ketinggian nada yang tepat sama dengan notasi lagu yang ia nyanyikan. Hasilnya, nada suara si penyanyi lebih rendah atau bisa lebih tinggi daripada nada musik pengiringnya. Sebagai akibatnya, misalnya, seorang penyanyi "tereliminasi" dari sebuah acara kompetisi menyanyi di stasiun televisi karena pitch control si penyanyi sangat lemah.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment