Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Produksi dan Persepsi Nada

Produksi dan Persepsi Nada

Produksi dan Persepsi Nada

Jika kita berbicara tentang produksi bunyi bahasa, kita berbicara tentang frekuensi bunyi yang dihasilkan. Jika kita berbicara tentang persepsi nada, berarti kita berbicara tentang nada (pitch) tuturan yang ditangkap oleh indera pendengaran kita. Secara perseptual, nada merupakan penilaian pendengar terhadap rangkaian bunyi, berkenaan dengan apakah nada rangkaian bunyi itu rendah atau tinggi, lebih rendah atau lebih tinggi daripada rangkaian bunyi yang lain, atau rangkaian bunyi itu naik atau turun. Kesan perseptual terhadap nada tuturan ini berkorelasi dengan perubahan-perubahan frekuensi di sepanjang ujaran itu. Nooteboom (1999:642) menjelaskan bahwa secara fisik, ketinggian nada bergantung pada banyaknya getaran pada pita suara. Semakin banyak getaran yang dihasilkan oleh pita suara, semakin tinggi pula nada bunyi yang dihasilkan.

Variasi atau perubahan nada di sepanjang tuturan itu membentuk kontur nada. Kontur nada inilah yang merupakan gambaran intonasi. Pola-pola intonasi ditemukan melalui pola-pola kontur nada ini. Dalam studi intonasi nada diukur dengan ukuran semiton. Jika menggunakan bilah-bilah pada piano, 1 semiton sama dengan jarak ketinggian nada antara nada pada bilah yang satu dengan nada pada satu bilah berikutnya.

Pola Intonasi Penggalan Lagu

Gambar (6) menampilkan contoh kontur intonasi sebuah penggalan lagu yang dinyanyikan oleh grup musik Ratu. Pada kontur final yang berbunyi [mu] terdapat dua garis kontur. Garis kontur yang di atas adalah kontur nada yang benar. Jika seorang penyanyi menyanyikan lagu tersebut dengan nada yang turun pada akhir kalimat (pada suku kata -mu), garis kontur akan menunjukkan penurunan.

Sudah disinggung pada Bab "Bahasa dan Linguistik" bahwa satu sifat bahasa adalah produktif. Bahasa, yang dibentuk oleh sejumlah kecil konstituen bunyi bahasa, menghasilkan beribu-ribu kalimat. Tidak berbeda pula dengan intonasi, alir nada naik dan turun menghasilkan kontur nada yang jumlahnya tidak terhitung. Setiap tuturan menghasilkan intonasi yang berbeda. Perbedaan intonasi ini dihasilkan baik oleh perbedaan struktur maupun fungsi—fungsi bunyi akan dibicarakan pada Bab "Fonologi".


Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara