Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Nostalgia Sayur Asem

Nostalgia Sayur Asem

Nostalgia Sayur Asem


Biasanya, sayur asem disediakan di rumah makan sebagai menu selingan atau menu tambahan. Akan tetapi di warung makan milik Matali, sayur asem adalah menu utama yang dijual.

Mayoritas pengunjungnya memang ingin mencicipi sayur asem khas buatan warga loglo ini. Makin nikmat ketika didukung dengan lauk-pauk, antara lain ikan goreng serta tempe dan tahu goreng. Warung Sayur Asem Matali yang terletak di Jalan Raya Joglo, RT. 02/06 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, itu juga dibiarkan asli seperti saat awai dibangun pada tahun 1970-an. Ya, seperti nostalgia saja.

Bentuknya rumah Betawi dengan dinding kayu khas rumah Betawi tempo dulu. Sementara di bagian depan terdapat deretan meja panjang untuk tempat makan pengunjung. Sedangan di Sisi kanan warung terdapat etalase kaca untuk menaruh lauk-pauk.

Uniknya lagi, Matali memilih untuk tetap membiarkan lantai warungnya berupa tanah. Lantai tanah itu membuat keasrian rumah tempo dulu tetap terjaga. Lantai tanah juga membuat warung Matali menjadi sejuk. Bahkan sejumlah pelayan warung berseloroh, jika ada piring jatuh dipastikan tidak pecah karena lantainya tanah. Saat Warta Kota singgah di sana beberapa waktu yang Ialu, sepiring sayur asem yang masih panas, nasi putih, tempe goreng serta sambal cabai merah, langsung disediakan pelayan warung.

Sepintas bahan-bahan sayuran yang digunakan pada sayur asem tersebut sama dengan sayur asem pada umumnya yaitu kacang panjang, terong hijau, melinjo dan daunnya, nangka muda, serta on com.

Namun ada yang menjadikan sayur asem buatan Matali berbeda dengan sayur asem pada umumnya. Ciri khasnya adalah rasa asam dari buah asem mentah yang digunakan begitu terasa di Iidah. Belum lagi rasa pedas dari cabai hijau yang dicampur dalam sayur tersebut.

Seiain itu, dalam meracik bumbu untuk sayur asem buatannya, Matali mengaku tidak menggunakan penyedap rasa buatan. Dia hanya menggunakan cabai, garam, dan bawang sebagai bumbu masaknya.

Menurut Matali, usaha berdagang sayur asem semula digeluti oleh Hamul, ayahnya. Karena warung makan orangtuanya laris manis, Matali akhirnya meneruskan usaha tersebut.

"Selain warung ini, racikan bumbu sayur asem yang saya jual juga merupakan warisan orangtua," ujar pria asii Sudimara yang lama tinggal di Joglo ini. Matali mengisahkan bahwa awalnya orangtuanya hanya coba-coba membuka warung makan dengan menu utama sayur asem.

Pertimbangannya, saat itu masih jarang warung makan yang menghidangkan menu utama sayur asem. Ternyata 'uji coba' itu mendapat respons cukup baik dari masyarakat. Sejak tahun 1970-an warung makan tersebut laris manis.

'Kalau dulu pelanggan saya warga di sekitar sini dan pegawai Pemda Jakarta Barat, saat ini pe!anggan saya adalah orang jauh. Ada yang dari Kota, kebanyakan karyawan kantoran, orang Pemda juga banyak. Bahkan kadang kala pejabat dari kepolisian juga makan di sini," ujar Matali.

Pilih pulang

Lantaran kebanyakan pelanggannya adalah para pekerja, biasanya warung Mata!i dipadati pengunjung pada jam makan siang, antara puku] 11.00 hingga pukul 14.00. Sementara setiap hari warung makan tersebut buka sejak pukul 08.00 hingga pukul 16.00.

"Kebanyakan pelanggan yang datang ingin mencicipi sayur asem. Jika sayur asem habis, sementara lauk-pauk semisal ikan emas, bawal, dan mujair goreng masih ada, mereka memilih untuk pulang dan kembali besok," ujar Matali yang mengaku dalam sehari 12 karyawannya bisa membuat delapan panci besar sayur asem.

Edi Suprayogi, pelanggan warung makan Matali, mengaku sudah berlangganan makan di warung tersebut sejak tahun 2000. Warga Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, ini menuturkan bahwa kelebihan sayur asem buatan Matali adalah aroma sayur yang berbeda dengan sayur asem pada umumnya.

Sayur asem ini menggunakan buah asem ash. Di dalamnya juga terdapat jengkol tua dan terong bulat. Selain sayur asem, yang menarik di sini adalah bakwan udang dan otak-otak ikan tenggiri," ujar pria asli Tanah Abang ini.

Selain rasa sayur asemnya, kelebihan warung milik Matali adalah harga yang dipatok cukup terjangkau. Sepiring sayur asem Rp4.000, nasi putih Rp4.OOO. Sedangkan lauk-pauk semisal ikan goreng Rp6.500 (per Januari 2010).

Namun Matali mengakui bahwa ada kendala, yakni lahan parkir yang tidak luas, hanya cukup untuk menampung lima kendaraan roda empat. Akibatnya, jika warung sedang ramai, para pelanggan yang sebagian besar datang mengendarai mobil terpaksa harus parkir di tepi Jalan Raya Joglo. (Murtopo)

Alamat Warung Sayur Asem Matali

Jalan Raya Joglo, RT 02/06 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat



Buku: 55 Tempat Makan Unik & Asik Ala Warkot

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara