Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
3. Sifat Laporan
Seperti halnya dengan semua jenis tulisan yang lain, sebuah laporan akan dianggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang diharapkan. Hasil yang diharapkan dapat berujud perbaikan, perubahan, bantuan, perkembangan, penegasan sikap, pengambilan keputusan, sejalan dengan tujuan laporan itu.
Hasil yang diharapkan itu hanya mungkin dicapai bila sifat laporan itu baik. Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Bahasa yang baik dan jelas itu dapat menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan atau sugesti. Di samping itu isinya harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan, terutama bila laporan itu dimaksudkan untuk mengambil suatu tindakan tertentu.
Di samping sifat-sifat seperti disebutkan di atas, sebuah laporan harus pula mengandung sifat-sifat berikut.
Laporan itu harus mengandung imaginasi. Pengertian imaginasi di sini meliputi masalah: pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan itu. Berapa dalam pengetahuannya mengenai soal yang dilaporkan. Berapa jauh mereka perlu mengetahui persoalan itu. Bagaimana sibuknya penerima laporan sehari-hari, sehingga susunan laporan itu harus disesuaikan dengan irama kesibukannya itu. Bagaimana selera penerima laporan.
Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit, yang berarti tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu. Laporan yang baik juga tidak boleh memasukkan hal-hal yang menyimpang, yang mengandung prasangka atau memihak.
Laporan juga harus disajikan secara menarik. Seperti halnya seorang yang ingin memiliki sesuatu barang, bukan karena barangnya itu yang menariknya tetapi hasil yang akan diperoleh dari barang yang diinginkannya itu. Penulis laporan juga bukan sekedar menyampaikan sebuah laporan. Tetapi ia pun inginkan hasil dari laporannya itu. Untuk itu ia harus mengusahakan agar laporannya itu menarik, yaitu menarik perhatian penerima laporan yang biasanya ditimbun kesibukan hariannya. Laporan itu menarik bukan karena penerima laporan memerlukan laporan itu, tetapi karena nilainya bagi orang itu.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment