Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
3. Prinsip Membuat Catatan Kaki
Untuk membuat sebuah catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut:
a. Hubungan catatan kaki dan teks
Seperti sudah dikemukakan di atas, hubungan antara keterangan pada catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan mempergunakan nomor urut penunjukan baik yang terdapat dalam teks maupun yang terdapat pada catatan kaki. Baik nomor penunjukan dalam teks maupun nomor penunjukan pada catatan kaki selalu ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
b. Nomor urut penunjukan
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menuliskan nomor urut penunjukan. Sama sekali tidak praktis untuk mulai nomor urut yang baru pada tiap halaman. Dalam hal yang demikian lebih baik mempergunakan tanda asterik atau tanda salib. Bila mempergunakan nomor urut, maka sebaiknya nomor urut itu berlaku untuk tiap bab, atau untuk seluruh karangan. Pemakaian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab, atau yang berlaku untuk seluruh karangan, masing-masing mempunyai konsekuensi sendiri-sendiri.
Bila nomor urut penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab, maka konsekuensi yang pertama adalah bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan nomor urut berikutnya sampai pada akhir bab. Konsekuensi yang kedua adalah bahwa nama pengarang dan sumber yang untuk pertama kali disebut dalam satu bab, harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam bab tersebut akan mempergunakan singkatan Ibid., atau nama singkat pengarang dengan singkatan Op. cit., atau loc. cit. (lihat bagian 7).
Sebaliknya bila nomor penunjukan itu berlaku untuk seluruh karangan, maka penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutan yang pertama kali. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam seluruh karangan itu akan mempergunakan singkatan Ibid., atau nama singkat pengarang ditambah singkatan Op. cit., atau Loc. cit. tanpa mempersoalkan apakah itu terdapat pada penyebutan yang pertama dalam bab berikutnya.
c. Teknik pembuatan catatan kaki
Prinsip lain yang harus diketahui adalah teknik pembuatan catatan kaki itu sendiri. Untuk sebuah naskah yang diketik, penempatan catatan kaki meminta pula persyaratan-persyaratan teknis tertentu.
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
(1) harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut sehingga margin bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki;
(2) sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dengan huruf pika, atau 18 ketikan dengan huruf elite [—————];
(3) dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5 - 7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan;
(4) langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki;
(5) jarak antar baris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antar catatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada) adalah dua spasi;
(6) baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment