Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
5. Penerapan
Dengan tidak mengabaikan kemungkinan variasi membuat resensi atas sebuah buku atau hasil karya seni lainnya, di bawah ini akan dikemukakan sebuah contoh resensi buku. Dalam contoh berikut tampak bahwa penulis lebih menonjolkan isi buku itu, berupa ikhtisar dari seluruh buku itu:
PERTIMBANGAN BUKU
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan cs
BAHASA DAN KESUSASTRAAN INDONESIA
Penerbit: Gunung Agung, Jakarta, 1967, 289 pp.
Buku ini merupakan rekaman pembicaraan Simposium Bahasa dan Kesusastraan Indonesia tanggal 25-28 Oktober 1966, yang diselenggarakan oleh Lembaga Bahasa dan Kesusastraan beserta Fak. Sastra Univ. Indonesia, IKIP Jakarta dan KASI Jaya.
Pertama disajikan susunan Panitya Simposium (p.6), kata pendahuluan dari Panitya (p. 9-11), sambutan dari wakil Malaysia (p. 12-13), dari Rektor UI (p. 14-16), dari Dirjen Kebudayaan (p. 17-18), dari Menteri PDK (p. 19-27), dari Menteri Utama Kesejahteraan (p. 28-36), dan dari Menteri Utama Hankam (p. 37-39).
Lalu mulailah di sini memasuki pembicaraan soal-soal simposiumnya sendiri.
Bagian pertama, yang berkisar pada Ilmu Bahasa, setelah diberi pengantar, mengemukakan prasaran Suatu Reorientasi dalam Tatabahasa Indonesia oleh Anton M. Moeliono (p. 45-68), Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia oleh Djoko Kentjono (p. 69-81), Pembentukan Istilah Ilmiah dalam B. Indonesia oleh H. Kridalaksana (p. 82-95). Akhirnya pembicaraan diikuti pembahasan (p. 69-81) serta jawaban-jawabannya (p. 101-103) dan kesimpulan-kesimpulannya (p. 104-106).
Bagian kedua, menelaah soal-soal yang masuk dalam Bidang Ilmu Kesusastraan. Setelah Pengantar, diajukan prasaran mengenai Penelitian Cerita Rekaan oleh M. Saad (p. 111-127), Penelitian Puisi oleh M.S Hutagalung (p. 128-151), Penelitian Struktural Drama oleh S. Effendi (p. 152-172). Akhirnya diikuti pembahasan (p. 173-179), jawaban (p. 180-183), kesimpulan-kesimpulannya (p. 184-187).
Bagian ketiga, menelaah soal Pengajaran Bahasa dan Kesusastraan. Sesudah diberi pengantar (p. 190-196), prasarannya mulai dengan pembicaraan mengenai Rencana Pelajaran Bahasa Indonesia oleh M. Hoetaoeroek (p. 197-210), lalu tentang Pengajaran Bahasa Indonesia oleh I.R Poedjawijatna (p. 211-228), dan Pengajaran Kesusastraan Indonesia oleh Brahim (p. 229-266). Akhirnya diikuti pembahasan (p. 267-273) dengan jawabannya (p. 274-276) serta kesimpulan untuk bagian ini (p. 277-278).
Buku lalu ditutup dengan Kesimpulan Umum (p. 279-283), Kata Penutup Ketua Panitya Simposium (p. 284-285) dan Perkenalan Riwayat Hidup para Pemrasaran (p. 286-289).
Membaca cara pendekatan serta pendapat-pendapat yang termuat dalam buku ini, orang tentu tidak dipaksa untuk setuju dan tidak setuju, atau pun untuk setuju sebagian dan tidak setuju, dengan bagian yang lain. Tetapi untuk setiap sikap haruslah mempunyai alasan-alasannya, dan berkewajiban mengemukakan pendapatnya.
Buku ini bernilai sejarah kebahasaan dan kesusastraan, bernilai sebagai studi para mahasiswa, sebagai pembanding bagi penyelidik bahasa dan sastra, sebagai titik-titik tolak perkembangan Bahasa dan Sastra Indonesia, apabila belum dapat dikatakan penentu arahnya.
W. Lie
(Basis, Nopember 1968)
Latihan
A. Perhatikan resensi di atas sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Dapatkah saudara mengetahui serba sedikit tentang buku di atas melalui resensi yang dikutip di atas?
- Apakah saudara tertarik dengan buku itu setelah membaca resensi tersebut?
- Berhasilkah penulis resensi menunjukkan nilai buku itu? Ia menggolongkan buku itu dalam kelompok mana? Segi-segi mana yang menonjol dari buku itu menurut anggapan penulis?
- Apakah saudara berpendapat bahwa penulis berhasil dengan resensi itu?
- Bagaimana pendapat saudara mengenai bahasa, gaya bahasa dari penulis resensi itu?
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan seperti pada Soal A untuk resensi tersebut!
C. Buatlah sebuah resensi mengenai sebuah buku yang baru terbit mengenai sebuah drama yang baru dipentaskan; mengenai sebuah film yang sekarang beredar; mengenai sebuah film seri yang disiarkan melalui televisi; mengenai sebuah pegelaran lain yang saudara hadiri minggu ini.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment