Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
BAB XII
PENYAJIAN LISAN
1. Peranan Pidato
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir berbicara dengna mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang-orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Hitler dengan keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsanya ke dalam api peperangan dengan bangsa-bangsa lain, serta menimbulkan kesengsaraan yang sekian besarnya kepada umat manusia. Tetapi di samping itu dapat pula dicatat pengaruh tokoh-tokoh penting, yang sanggup membawa kedamaian dan kesejahteraan umat manusia berkat kemahiran bicaranya. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dipergunakan untuk memajukan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian bicara itu dapat pula menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
Seorang tokoh dalam masyarakat, seorang pemimpin, lebih-lebih lagi seorang sarjana atau ahli harus memiliki keahlian untuk menyajikan pikiran dan gagasannya secara oral. Seorang tokoh atau pemimpin yang tidak bisa berbicara di depan umum akan menjauhkan dirinya sendiri dari masyarakat yang dipimpinnya; ia tidak sanggup mengadakan komunikasi langsung dengan anggota-anggota masyarakatnya. Betapapun baik administrasi pemerintahan yang dijalankannya, betapa jujur ia menjalankan tugasnya, tetapi kalau komunikasi langsung itu tidak dapat dijalankannya dengan semestinya, maka dapat dikatakan ia telah setengah gagal. Demikian pula halnya dengan seorang sarjana atau ahli. Betapapun cemerlang teori yang dirumuskannya, betapapun gemerlapan penerapan-penerapan teorinya dalam penemuan-penemuan yang baru, namun bila tak sanggup mengungkapkan pengetahuannya itu kepada orang lain, maka sukar ia mendapat pengikut dalam bidang pengetahuannya itu.
Sebab itu sebagai seorang calon sarjana, setiap mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemampuan ini, di samping keahlian mengungkapkan pikirannya secara tertulis. Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi di samping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain, misalnya: keberanian, tetapi di samping itu ketenangan sikap di depan massa, sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment