Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
1. Pendahuluan
Pengembangan tema sebuah karangan tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang dilakukan kemudian. Perincian dalam kerangka karangan dapat diarahkan kepada pembentukan bab-bab dan anak-anak bab, sedangkan perincian-perincian yang dilakukan kemudian diarahkan kepada penetapan pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan yang akan menjadi inti atau gagasan utama alinea-alinea. Demikian selanjutnya tiap gagasan utama alinea akan diperinci lagi menjadi sebuah alinea, entah berkedudukan sebagai alinea utama atau sebagai alinea bawahan. Akhirnya harus diperhatikan pula bahwa struktur kalimat, pilihan kata harus dibuat sekian macam sehingga apa yang dikatakan itu jelas, teratur, dan menarik. Gaya bahasa yang hidup-hidup tidak perlu dibuat untuk sebuah bidang ilmu. Sebuah laporan yang teknis ilmiah tidak menghendaki gaya yang indah-indah seperti halnya bidang politik dan kesusastraan. Namun kedua-duanya tetap harus dituangkan dalam bentuk dan gaya yang menarik.
Semua hal yang dikemukakan di atas, sudah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, yaitu menyangkut masalah perencanaan sebuah karangan, dan pengembangan garis-garis besar isi karangan ke dalam sebuah karangan final, dan beberapa syarat kebahasaan.
Tetapi sebuah karangan yang final, tidak hanya menuntut persyaratan material atau persyaratan isi. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal, bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan indah atau menarik. Sebelum sebuah naskah diserahkan, naskah itu harus digarap dalam bentuk yang baik dan menarik. Persyaratan formal ini menyangkut bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan (konvensi) yang harus diikuti dalam penulisan.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi formal dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya semi-formal bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut, sedangkan non-formal bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya. Di samping istilah non-formal terdapat juga istilah lain yang mirip yaitu informal, yang sekarang bersaing dengan istilah formil yang sudah lama dipakai dengan pengertian tidak resmi sebagai lawan dari kata formal atau formil yang berarti resmi.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment