Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
3. Observasi dan Penelitian Lapangan
Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang.
Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenaran data dan informasi yang telah dikumpulkan.
Bagi kebanyakan orang, terutama orang-orang awam, semua yang berada di sekitarnya merupakan hal-hal yang biasa, yang setiap hari dialaminya, dilihatnya, dirasakannya, atau diciumnya, sebab itu tidak ada yang akan menarik perhatiannya. Baginya tidak ada hal-hal yang luar biasa. Tetapi bagi seorang ahli atau seorang peneliti yang cermat, semua fenomena yang ada di sekitarnya merupakan petunjuk mengenai sesuatu hal; fenomena-fenomena itu mengatakan sesuatu mengenai obyek yang ditelitinya. Sebab itu apakah fakta yang ditemukan itu mempunyai arti atau tidak tergantung dari kemampuan peneliti untuk menghubungkan dengan tujuan penelitiannya.
Bagi seorang awam, padi adalah padi, tidak lebih dari itu. Tetapi bagi seorang peneliti yang cermat, padi dan padi tidak sama. Baginya ada padi yang berbiji kecil, ada yang berbiji panjang, ada yang besar; ada yang enak rasanya, ada yang sedang, ada yang sama sekali kurang enak dan sebagainya. Bila ia meneliti tanamannya, maka baginya juga terdapat perbedaan; ada yang berbatang panjang, ada yang sedang dan ada yang pendek; ada yang berusia empat bulan, ada yang tiga bulan. Pendeknya kalau ia mau dan berusaha ia dapat mengungkapkan banyak fakta.
Sebab itu pengamatan akan bertalian sangat erat dengan persoalan deskripsi. Deskripsi tentang orang, tempat dan barang-barang merupakan dasar yang paling baik bagi semua tulisan. Bila penulis sanggup menggambarkan semua bagian dari obyeknya secara terperinci, maka tulisannya mencerminkan kecermatan dan kesegaran. Keterperincian dari bagian-bagian yang digambarkan itu harus dinyatakan pula dalam istilah-istilah yang khusus. Kecermatan pengamatan yang dimiliki seseorang akan mendorongnya untuk menguasai pula pilihan kata yang tepat, khususnya istilah-istilah yang mempunyai sangkut-paut dengan cerapan pancaindera.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment