Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’ ...
KATA PENGANTAR PENULIS
Buku ini merupakan hasil bacaan dan renungan yang panjang, yang pet-nah ditulis dan dinyatakan di berbagai media massa. Maka dari itu, banyak hal dalam buku ini bukan barang baru, namun memudahkan pembaca untuk memperoleh gambaran yang relatif menyeluruh tentang kekuatan-kekuatan yang memengaruhi, atau bahkan yang menentukan perjalanan bangsa Indonesia sejak kemerdekaan.
Saya tidak mempunyai pretensi sedikit pun bahwa buku ini seluruh- nya benar, bermanfaat, dan bermutu. Sudah lama saya rasakan bahwa kemerdekaan Indonesia ternyata tidak membauva kemakmuran dan kesejahteraan yang adil. Maka, boleh dikatakan bahwa perjuangan para pahlawan kemerdekaan dan para pendiri bangsa dengan pengorbanan yang begitu besar, hanya setengah berhasil. Buat bagian terbesar dari rakyat kita, kemerdekaan ternyata tidak merupakan jembatan emas menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
Kekayaan yang sangat luar biasa besarnya hanya dinikmati oleh sekelompok kecil orang, bagaikan zaman penjajahan dahulu, yang telah digambarkan Oleh Prof. Boeke di tahun 1930, dalam bukunya yang berjudul Dualistische Economie.
Tidak ada sedikit pun maksud saya untuk membuat para pemuda penerus bangsa menjadi pesimis. Semua bangsa mengalami pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, "zaman keemasan" tidak datang dengan sendirinya dan tidak tanpa biaya. Maksud penulis tiada lain adalah ingin merangsang generasi penerus untuk menerimanya sebagai tantangan untuk bangkit kembali dengan yang saya namakan "Gerakan Kemerdekaan Kedua."
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Oppusunggu yang memberikan masukan sangat berharga. Sekretaris saya, Elisa Zhou membaca naskahnya berkali-kali untuk menghindarkan buku ini dari banyaknya salah ejaan.
Semoga bermanfaat.
Kwik Kian Gie
Buku: Nasib Rakyat Indonesia Dalam Era Kemerdekaan
Comments
Post a Comment