Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Wacana dan Konteks
Dikatakan dalam bahasan di atas bahwa wacana merupakan bangun semantis yang terbentuk dari hubungan semantis antarsatuan bahasa secara padu dan terikat pada konteks. Terikat pada konteks mendapat penekanan di sini, yang membedakan wacana sebagai pemakaian bahasa dalam komunikasi dengan pemakaian bahasa bukan untuk tujuan komunikasi. Gambar dan penjelasan berikut menunjukkan bahwa wacana terikat pada konteks.Kalimat Hematlah air! yang tampak dalam Gambar (2) membangun sebuah wacana apabila digunakan dengan konteks yang tepat. Konteks tertentu itu berkenaan dengan pengguna (penulis) kalimat itu, pembaca, tempat, dan waktu. Wacana yang padu terbangun apabila kalimat tersebut dituliskan oleh seorang pemilik rumah di selembar kertas, misalnya, yang kemudian digantungkan atau direkatkan di dekat keran air di kamar mandi atau tempat cuci tangan. Tidak hanya itu, lembaran kertas bertuliskan kalimat tersebut harus dipampangkan setiap hari di tempat tersebut agar terbaca oleh pengguna air. Dengan konteks yang demikian, fungsi kalimat itu pun menjadi jelas, yaitu untuk mengingatkan siapa pun yang akan menggunakan air agar berhemat air.
Ada bermacam-macam konteks di dalam wacana.Wacana lisan merupakan kesatuan bahasa yang terikat dengan konteks situasi penuturannya. SPEAKING, yang dirumuskan oleh Hymes (1974) dan telah dijelaskan definisinya dalam Bab "Aspek Sosial Bahasa", merupakan konteks atas suatu tuturan dalam wacana lisan. Di pihak lain, wacana tulis merupakan kesatuan bahasa yang dituliskan. Adapun konteks bagi bahasa (kalimat) dalam wacana tulis adalah kalimat lain yang sebelum atau sesudahnya, yang sering disebut ko-teks. Contoh ko-teks dalam wacana tulis ditunjukkan sebagai berikut.
(1) Surat Bapak tertanggal 30 Juli 2005 telah kami terima. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak kepada perusahaan kami.
Dalam contoh (1) di atas kalimat Surat Bapak tertanggal 30 Juli 2005 menjadi koteks atas kalimat yang dituliskan selanjutnya.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment