Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Hubungan Gramatikal
Pengetahuan sintaksis juga memungkinkan kita untuk menentukan hubungan-hubungan gramatikal di dalam kalimat, misanlya subjek atau objek.(29) Busra mencium Wati.
(30) Wati mencium Busra.
(31) Wati dicium Busra.
Pada contoh (29), Busra menjadi subjek yang dipahami sebagai pelaku perbuatan (yang dinyatakan oleh verbanya, yaitu mencium), sementara Wati adalah objek yang dikenai, atau menjadi sasaran perbuatan. Sebaliknya, dalam contoh (30) Wati adalah subjek yang menjadi pelaku perbuatan, sedangkan Busra adalah objek yang menjadi sasaran perbuatan. Hubungan-hubungan gramatikal pada contoh (29) sama dengan yang terdapat pada contoh (30), tetapi maknanya sama dengan yang ada pada contoh (31), walaupun terdapat perbedaan struktur antara (29) dan (31).
Kaidah-kaidah sintaksis mengungkapkan hubungan-hubungan gramatikal antarkata dalam sebuah kalimat serta memperlihatkan kapan perbedaan struktural mengakibatkan perbedaan makna dan kapan tidak mengakibatkan perbedaan makna. Hubungan gramatikal, seperti subjek dan objek, tidak selalu menuntun kita mengenali "siapa melakukan apa terhadap siapa". Halnya demikian oleh karena, seperti pada contoh (29) dan (30), subjeknya adalah "siapa (sebagai pelaku)", sedangkan pada contoh (31) subjeknya adalah "siapa (sebagai yang dikenai perbuatan)".
Kaidah-kaidah sintaksis memungkinkan penutur bahasa menghasilkan dan memahami kalimat, yang belum pernah ada sebelumnya, dalam jumlah yang tidak terbatas. Inilah sifat produktif bahasa, seperti yang telah dibicarakan pada Bab "Bahasa dan Linguistik".
Dengan demikian, kaidah-kaidah sintaksis di dalam tata bahasa setidak-tidaknya harus menjelaskan
- kegramatikalan kalimat;
- urutan kata;
- ketaksaan struktural;
- hubungan-hubungan gramatikal;
- makna struktural; dan
- aspek produktif bahasa.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment