Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Biodata Penulis

Biodata Penulis

Biodata Penulis


ALLAN F. LAUDER adalah pengajar pada Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Master of Art diraihnya dari Department of English Language and Literature, National University of Singapore, pada tahun 1990, dengan tesis yang berjudul "An Analysis of Peer-interaction Generated by Three Communicative Task Type in Primary Six Classrooms in Singapore". Telah banyak artikel yang ditulisnya, antara lain yang mutakhir adalah "Upaya Pembuatan Korpus Linguistik: Persoalan dan Pemanfaatannya", dalam PELBBA 17: Pertemuan Linguistik Kajian Bahasa dan Budaya (Jakarta: Unika Atma Jaya dan Obor Indonesia, 2004) dan "Planning Considerations for a New Electronic Dictionary of Contemporary Standard Indonesia", dalam Wibawa Bahasa (Denpasar: Program Pascasarjana Linguistik & Bali Mangsi, 2004). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah psikolinguistik dan korpus linguistik.

B. CORNELIUS SEMBIRING adalah pengajarn pada Program Studi Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Master of Art diraihnya dari University of London pada tahun 1991, dengan tesis yang berjudul "The Implementation of EAP Principles and Their Applicability to the University of Indonesia". Ia aktif berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional serta memberi berbagai pelatihan bahasa. Salah satu buku yang disusunnya adalah Language Centre Management Handbook (British Council-ODA LAN ECSCS Project, 1996). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah sosiolinguistik, pragmatik, dan pengajaran bahasa.

BASUKI SUHARDI adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1993, dengan disertasi berjudul "Sikap Bahasa: Telaah Eksploratif atas Sekelompok Sarjana dan Mahasiswa di Jakarta", yang kemudian diterbitkan oleh Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1996 dengan judul yang sama. Ia aktif berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Terakhir, ia juga menjadi kontributor dalam Ensiklopedia Umum untuk Pelajar (Jakarta: Van Hoeve, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah sosiolinguistik.

DJOKO KENTJONO adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Master of Art diraihnya dari University of Texas pada tahun 1961, dengan topik tesis "Two Javanese Texts and Immediate Constituents". Ia aktif menulis dan berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Dua karya terpentingnya adalah Tata Bahasa Acuan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004) dan Beberapa Catatan untuk Perbaikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: Pusat Bahasa, 2003). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah fonetik, fonologi, morfologi, dan sintaksis.

F.X. RAHYONO adalah pengajar pada Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2003, dengan disertasi yang berjudul "Intonasi Ragam Bahasa Jawa Keraton Yogyakarta: Kontras Deklarativitas, Interogativitas, dan Imperativitas". Ia aktif meneliti. Dua hasil penelitian terpentingnya yang telah dipublikasikan adalah "Representamen Kebudayaan Jawa: Teknik Komparatif Referensial pada Teks Wedhatama" dalam Jurnal Wacana (2002) dan "Ciri Intonasi dan Makna Ungkapan Fatis dalam Bahasa Jawa: Sebuah Kajian Awal melalui Fonetik Eksperimental" dalam Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa (Depok: Pusat Leksikologi dan Leksikografi FIB-UI, 2004). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah fonetik, semantik, dan pragmatik.

HARIMURTI KRIDALAKSANA adalah guru besar pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1987, dengan disertasi yang berjudul "Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia". Ia sering berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Telah banyak karya yang dihasilkannya, dua di antaranya yang terkenal adalah Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1991) dan Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia, 1993 (edisi ketiga), edisi keempat sedang disusun). Karya mutakhirnya adalah Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis (Jakarta: Unika Atma Jaya Jakarta, 2002). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah teori linguistik, sejarah linguistik, dan sejarah bahasa Indonesia.  

HERMINA SUTAMI adalah pengajar pada Program Studi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik  diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1999, dengan disertasi yang berjudul "Ikonisitas dalam Bahasa Mandarin". Ia aktif menulis, dan menyunting. Telah banyak karya yang dihasilkannya. Dua karyanya yang mutakhir adalah Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa (Depok: Pusat Leksikologi dan Leksikografi FIB-UI, 2004) sebagai penyunting sekaligus penulis artikel "Fungsi Komunikatif Partikel Fatis dalam Bahasa Mandarin", dan Kamus Dasar Bahasa Mandarin-Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah linguistik Cina, sintaksis, dan leksikografi.

KUSHARTANTI adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dan pada Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di fakultas yang sama. Gelar Magister Humaniora diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 2000, dengan tesis yang berjudul "Analisis Percakapan antara Anak-anak dan Orang Dewasa: Strategi Perangkaian Cerita dan Pemertahanan Topik". Ia aktif melakukan penelitian mengenai bahasa anak. Dua karyanya yang mutakhir adalah "Bahasa Inggris untuk Anak-anak Usia Prasekolah", yang disajikan pada Kongres Linguistik Nasional X (Denpasar, Bali, 2002) dan "Bahasa Indonesia Baku dan Tak Baku dalam Percakapan Anak-anak", yang disajikan pada Kongres Linguistik Nasional XI (Padang, Sumatera Barat, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah semantik, pragmatik, dan psikolinguistik.

LIBERTY P. SIHOMBING adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Master of Art diraihnya dari University of Michigan, Ann Arbor, pada tahun 1976. Ia aktif berbicara dalam pertemuan nasional dan internasional. Dua karya mutakhirnya yang terpenting adalah "Phatic Communion Across Languages: A Preliminary Study", yang dibacakan dalam Seminar Internasional Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa (Desember 2003) dan "The Development of Teaching Materials for the Program for Indonesian for Foreign Students", yang dibacakan dalam The International Conference on Teaching Mother Tongue/Thai as a Foreign Language: The Emerging Roles of ASEAN Languages and Cultures in the 21st Century (Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand, 25-27 Agustus 2004). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah semantik, pragmatik, dan tipologi bahasa.


LUCY RUTH MONTOLALU adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2001, dengan disertasi berjudul "Makna Aspektualitas dalam Wacana Bahasa Indonesia". Ia aktif menulis dan berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Bersama dengan Totok Suhardiyanto dan Untung Yuwono, ia menyunting buku Tumbuhnya Sepucuk Taruh (Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2002). Tulisannya "Teori Dwikomponen: Sebuah Parameter untuk Mengukur Aspek", dalam Jurnal Makara (No. 1, Vol. 7, Juni 2003), sedangkan "National Language Policies and Its Developments in Bahasa Indonesia" dibawakan di National University of Singapore (2003). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah morfosintaksis, semantik, analisis wacana, dan perencanaan bahasa.

MUHADJIR adalah guru besar pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan pengajar pada Program Studi Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1977, dengan disertasi berjudul "Morfologi Dialek Jakarta: Afiksasi dan Reduplikasi". Ia aktif meneliti dan berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Dua karya tulisnya yang mutakhir adalah Bahasa Betawi, Sejarah dan Perkembangannya (Yayasan Obor Indonesia, 2000) dan "Spelling Checker Bahasa Indonesia: Sekelumit Pengalaman Membantu Pembuatan Program" dalam Menabur Benih Menuai Kasih: Persembahan Karya Bahasa, Sosial, dan Budaya untuk Anton M. Moeliono pada Ulang Tahunnya yang ke-75 (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah morfologi dan korpus linguistik.


MULTAMIA RMT LAUDER adalah guru besar pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1990, dengan disertasi berjudul "Pemetaan dan Distribusi Bahasa-bahasa di Tangerang". Ia aktif meneliti dan berbicara dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Berbagai karya telah dihasilkannya, di antaranya yang mutakhir adalah "The Distribution of Austronesian and Non-Austronesian Languages in Indonesia: Evidence and Issues", yang dipresentasikan dalam Simposium Internasional "The Dispersal of Austronesians and The Ethnogenesis of People in The Indonesian Archipelago" (2005) dan "Language Treasures in Indonesia", dalam Words and Worlds' Languages Review, Bilingual Education and Bilingualism 52 (Clevedon: Multilingual Matters Ltd & UNESCO ETXEA, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah dialektologi, ekolinguistik, dan korpus linguistik.

SETIAWATI DARMOJUWONO adalah pengajar pada Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gelar Doktor Linguistik diraihnya dari Universitas Hanover, Jerman, pada tahun 1985, dengan disertasi berjudul "Prototyp und Lexikalisches Feld". Ia aktif meneliti dan berbicara dalam pertemuan nasional dan internasional. Bersama dengan Sri Sukesi Adiwimarta dan Elisabeth S-Hastrich, ia menyusun kamus yang berjudul Langenscheidts Universal Worterbuch Indonesisch Deutsch/Deutsch-Indonesisch (1997). Selain itu ,artikelnya yang berjudul "Deutschun-terricht und Germanistikstudium in Indonesien", dalam Deutsch als Fremdsprache: Ein Internationales Handbuch (Berlin, New York: Walter de Gruyter, 2001). Makalahnya yang berjudul "Kemampuan Berkomunikasi Antarbudaya: Jerman-Indonesia" disajikan dalam Kongres Linguistik Nasional XI (Padang, Sumatera Barat, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah semantik, pragmatik, antarbudaya, dan komunikasi antarbudaya.

UNTUNG YUWONO adalah pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dan pada Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di fakultas yang sama. Gelar Doktor Linguistik diperolehnya dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia pada tahun 2004, dengan disertasi berjudul "Konstruksi Asindetis dalam Kalimat Bahasa Indonesia". Ia aktif menulis dan menyunting. Dua di antara karya tulisnya adalah "Konstruksi Berklausa Hipotaktis Asindetis dalam Bahasa Indonesia", dalam Tumbuhnya Sepucuk Taruk (Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2002), dan Jalan Bahasa, (Jilid III, Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2005). Bidang spesialisasi yang diminatinya adalah morfologi, sintaksis, analisis wacana, dan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.




Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau