Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kohesi Gramatikal

Kohesi Gramatikal

Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah 'hubungan semantis antarunsur yang dimarkahi alat gramatikal — alat bahasa yang digunakan dalam kaitannya dengan tata bahasa'. Kohesi gramatikal dapat berwujud referensi atau pengacuan, substitusi atau penyulihan, elipsis atau pelesapan, dan konjungsi atau penghubungan.

Referensi adalah 'hubungan antara kata dan objeknya' — lihat definisi ini dalam bab "Pragmatik" dan Bab "Semantik". Dari sudut analisis wacana, objek yang diacu oleh sebuah kata dapat di luar bahasa dan di dalam bahasa. Referensi dengan objek acuan di luar teks disebut referensi eksoforis, sedangkan referensi dengan objek acuan di dalam teks disebut referensi endoforis. Contoh referensi eksoforis adalah saya dalam Saya belum sarapan pagi ini, yang mengacu pada diri penutur. Contoh referensi endoforis adalah mereka dalam Bapak dan Ibu sudah berangkat. Mereka naik taksi.

Berdasarkan tipe objeknya, referensi digolongkan atas referensi personal, referensi demonstratif, dan referensi komparatif. Referensi personal ditandai dengan pemakaian pronomina persona, seperti saya dan Anda. Referensi demonstratif ditandai dengan penggunaan demonstrativa itu, situ, sana, dan sini. Referensi komparatif ditandai dengan pemakaian kata yang digunakan untuk membandingkan, seperti sama, serupa, dan berbeda. Sebagai contoh, dalam kalimat (4) berikut terdapat referensi personal; dalam kalimat (5) berikut terdapat referensi demonstratif; dan dalam kalimat (6) berikut terdapat referensi komparatif, yang ditandai dengan alat gramatikal berupa kata pengacu bercetak miring.

(4) Kami terpaksa menunda keberangkatan ke luar negeri.
(5) Saya berbelanja di mal baru kemarin. Di sana lengkap tersedia barang keperluan sehari-hari.
(6) Rio berusia lima tahun. Umur Dita sama dengan umur Rio.

Perhatikan bahwa pada kalimat (4) kami mengacu pada objek di luar teks. Pada kalimat (5) kata sana mengacu pada mal baru. Pada kalimat (6) kata sama mengacu pada lima tahun.

Suatu kata dapat digantikan oleh kata lain untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghindari penyebutan berulang. Substitusi dapat dilakukan. Secara definitif, substitusi adalah 'hubungan antara kata(-kata) dan kata(-kata) lain yang digantikannya'. Contoh alat gramatikal yang digunakan untuk menciptakan substitusi adalah demonstrativa ini, begini, di bawah ini, dan berikut ini untuk menggantikan kata yang akan disebut; demonstrativa itu, begitu, demikian, tersebut, dan di atas untuk menggantikan kata yang sudah disebut; dan pronomina persona untuk menggantikan nomina persona yang sudah disebut. Adapun hubungan substitusi itu dapat terjadi secara nominal (substitusi nominal), verbal (substitusi verbal), dan klausal (substitusi klausal). Contoh berikut memperlihatkan penjelasan tersebut.

(7) Arloji yang saya beli kemarin rusak, tapi, untungnya itu bisa cepat diganti.
(8) Mereka bekerja keras. Kami juga begitu.
(9) Indonesia kalah di final. Ya, saya dengar demikian.

Perhatikan bahwa terjadi substitusi nominal dalam kalimat bahasa lisan (7) dengan itu menggantikan frasa nomina arloji yang saya beli kemarin; substitusi verbal dalam kalimat (8) dengan begitu menggantikan frasa verbal bekerja keras; dan substitusi klausal dalam kalimat (9) dengan demikian menggantikan klausa Indonesia kalah di final.

Kata yang disebutkan atau dituliskan secara berulang mungkin dapat mengganggu pemahaman. Dalam hal itu, elipsis atau pelesapan dapat dilakukan untuk menciptakan kepaduan wacana. Yang dimaksud elipsis adalah penghilangan kata(-kata) yang dapat dimunculkan kembali dalam pemahamannya. Contoh tuturan berikut menjelaskan definisi elipsis tersebut.

(10) Yuna mengikuti kuliah Analisis Wacana. Agung juga [mengikuti kuliah Analisis Wacana].
(11) Karena [Widya] sakit, Widya tidak dapat mengikuti kuliah hari ini.

Perhatikan bahwa dalam kalimat kedua pada contoh (10) tersebut, yang datang dari bahasa lisan, mengikuti kuliah Analisis Wacana dilesapkan (dalam kurung siku), namun tetap terpahami apa yang dilesapkan. Demikian pula dalam kalimat (11), yang datang dari bahasa tulis, Widya dilesapkan dalam anak kalimat karena telah dimunculkan dalam induk kalimat. Pelesapan dengan cara yang demikian lebih memadukan dan mewajarkan kalimat.

Konjungsi atau penghubungan dengan bantuan kata sambung atau konjungsi besar pula peranannya dalam mewujudkan kohesi gramatikal — perhatikan bahwa di sini kata konjungsi digunakan sebagai salah satu jenis kohesi gramatikal sekaligus alat gramatikalnya. Penghubungan dapat dilakukan antargagasan di dalam sebuah kalimat ataupun antarkalimat. Konjungsi, sebagai alat gramatikal, yang digunakan untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan di dalam sebuah kalimat disebut konjungsi intrakalimat, sedangkan konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain di dalam kalimat yang berbeda disebut konjungsi antarkalimat. Berikut ini contoh konjungsi dengan menggunakan konjungsi intrakalimat pada kalimat (12), yaitu tetapi, dan konjungsi antarkalimat pada kalimat (13), yaitu oleh karena itu.

(12) Saya ingin memperdalam bidang saya di universitas luar negeri, tetapi kesempatan itu belum ada.
(13) Pemerintah berencana memperluas jaringan telpon tanpa kabel. Oleh karena itu, Pemerintah membuka kesempatan bagi perusahaan swasta yang berminat dan mampu mewujudkan rencana tersebut.


Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau