Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Masa Praaksara

Masa Praaksara

Masa Praaksara

Bilamana dan oleh siapa tulisan diciptakan belum diketahui secara pasti karena belum ditemukan bukti tertulisnya. Dalam masyarakat beredar legenda tentang asal-muasal tulisan. Penduduk India mempercayai bahwa Ganesha (dewa kebijaksanaan berbentuk gajah) adalah pencipta tulisan. Diceritakan bahwa ia mematahkan sebuah taringnya untuk digunakan sebagai alat menulis kitab suci Veda yang akan diturunkan kepada generasi-generasi berikutnya, di samping mengajarkan secara lisan. Masyarakat Mesir percaya bahwa Dewa Thoth menciptakan tulisan untuk Raja Thamus (Coulmas 1989:5). Pada kedua masyarakat itu timbul anggapan bahwa penciptaan tulisan berada di luar kemampuan manusia sehingga harus diciptakan oleh dewa. Hampir sama dengan kedua masyarakat di atas, di Cina beredar legenda yang mengatakan tulisan diciptakan oleh manusia, bukan dewa. Namun, manusia itu pun — bernama Cang Jie bukan (仓 颉) — sembarang manusia, melainkan pejabat kaisar. Bahkan, ada yang mengatakan ia seorang kaisar, hidup sekitar dua abad sebelum Masehi. Masyarakat Cina percaya bahwa kaisar adalah utusan dewa. Jadi, anggapan ketiga masyarakat kuno ini tidak jauh berbeda.

Sebelum apa yang dinamakan tulisan seperti yang didefinisikan Gelb di atas hadir di muka bumi ini, timbul pertanyaan bagaimana manusia kuno mengingat suatu peristiwa. Para peneliti melakukan penelitian terhadap gambar-gambar di atas batu, batu karang, kayu, tulang binatang dari suku-suku di Timur Tengah, suku-suku Indian di Amerika, Afrika, Eropa dan Cina. Ternyata gambar-gambar tersebut merekam suatu peristiwa. Gambar-gambar ini belum dapat disebut tulisan karena tidak merupakan bagian dari suatu sistem tanda yang konvensional. Gambar itu hanya dapat dimengerti oleh orang tertentu saja, yaitu si penggambar dan orang-orang di sekitarnya yang bersama-sama mengalami peristiwa yang dilukiskan dalam gambar tersebut. Walaupun belum dikategorikan sebagai tulisan, gambar-gambar ini digunakan untuk berkomunikasi. Di bawah ini disajikan sebuah gambar sederhana di atas batu karang dari sebuah suku Indian di New Mexico (Garrick Mallery, Picture-Writing of the American Indians, Washington, 1893: 54, seperti yang dikutip oleh Gelb 1952: 29).

Gambar Peringatan Jalan Yang Berbukit-bukit

Gambar penunjuk jalan di atas berarti 'bukan jalan biasa'. Pada gambar itu tampak seorang penunggang kuda jatuh terjungkal dari atas kudanya. Di sebelah kanan atas tampak seekor kambing gunung. Gambar ini memberitahukan bahwa jalan di tempat ini berbukit-bukit, tidak dapat dilalui dengan menunggang kuda. Bila hendak ke sana, pakailah kambing gunung, bukan kuda.

Gambar-gambar yang digunakan sebagai sarana untuk mengingat sesuatu dikatakan mempunyai fungsi mnemonik (mnemonic function). Di samping gambar, alat pengingat (mnemonic device) lainnya adalah tali bersimpul, kulit kerang, batu koral, dan sebagainya. Benda-benda itulah yang digunakan masyarakat primitif sebelum mereka mengenal tulisan.


Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau