Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah 'hubungan semantis antarunsur pembentuk wacana dengan memanfaatkan unsur leksikal atau kata'. Kohesi leksikal dapat diwujudkan dengan reiterasi dan kolokasi.Reiterasi adalah 'pengulangan kata-kata pada kalimat berikutnya untuk memberikan penekanan bahwa kata-kata tersebut merupakan fokus pembicaraan'. Reiterasi dapat berupa repetisi, sinonimi, hiponimi, metonimi, dan antonimi. Di antara kelima istilah itu, batasan sinonimi, hiponimi, dan antonimi dijelaskan secara lengkap dalam Bab "Semantik". Berikut ini penjelasan mengenai definisi kelimanya secara ringkas dipandang dari segi analisis wacana.
Repetisi adalah 'pengulangan kata yang sama', contohnya
(14) Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Sumardi sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi di perusahaan besar itu. Tersangka saat ini ditahan di Rumah Tahanan Salemba.
Repetisi menciptakan kepaduan wacana dalam contoh (14) di atas terjadi pada kata tersangka. Repetisi dilakukan untuk menandai kata yang dipentingkan.
Sinonimi adalah 'hubungan antarkata yang memiliki sama makna', contohnya
(15) Setelah 34 tahun memendam cinta membara, akhirnya Pangeran Charles dan Camilla Parker resmi menjadi suami-istri. Pasangan pengantin ini menikah pada Sabtu, 9 April 2005.
Sinonimi yang menciptakan kepaduan wacana dalam contoh (15) terjadi pada suami-istri dan pasangan pengantin. Dengan sinonimi, penggunaan kata dalam wacana lebih bervariasi dan menarik.
Hiponimi adalah 'hubungan antara kata yang bermakna spesifik dan kata yang bermakna generik', contohnya.
(16) Mamalia mempunya kelenjar penghasil susu. Manusia menyusui anaknya. Paus pun demikian.
Dalam contoh (16) tersebut manusia dan paus merupakan anggota (hiponim) dari kelas (hiperonim) mamalia — perhatikan bahwa dalam hubungan hiponimi ini hiperonim tidak perlu disebutkan di depan hiponimnya, seperti *mamalia manusia dan *mamalia paus. Penggunaan hiponimi membuat wacana menjadi lebih efisien.
Metonimi adalah 'hubungan antara nama untuk benda yang lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya', contohnya.
(17) Maskapai penerbangan Garuda meningkatkan frekuensi penerbangan untuk rute tertentu. Garuda Jakarta-Batam sekarang akan terbang enam kali sehari.
Dalam contoh (17) di atas, yang dimaksud garuda bukanlah burung garuda, melainkan nama pesawat (atau maskapai penerbangan) yang berasosiasi dengan burung garuda karena kemiripan sifat, misalnya, yaitu dapat terbang. Metonimi membuat wacana lebih menarik dan efisien.
Antonimi adalah 'hubungan antarkata yang beroposisi makna', contohnya
(18) Saat menyaksikan pelaku kejahatan yang berasal dari kalangan miskin dalam berita di televisi, kadang-kadang muncul perasaan simpati. Namun, pada saat yang lain muncul perasaan antipati.
Kohesi dalam contoh (18) tersebut tercipta dengan pemakaian kata simpati dan antipati yang berantonimi. Kata-kata yang beroposisi dengan selaras membuat pemahaman mitra tutur atau pembaca lebih cepat memahami wacana.
Sementara itu, yang dimaksud dengan kolokasi adalah 'hubungan antarkata yang berada pada lingkungan atau bidang yang sama'. Contoh kolokasi tampak dalam kalimat berikut.
(19) Petani di Palembang terancam gagal memanen padi. Sawah yang mereka garap terendam banjir selama dua hari.
Dalam contoh (19) tersebut, petani berkolokasi secara tepat dengan padi dan sawah sehingga tercipta kohesi wacana.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment