Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Analisis Makna

Analisis Makna

Analisis Makna

Pada Bab "Aspek Kognitif Bahasa" telah disebutkan bahwa pengetahuan dan pengalaman manusia sebagai sumber informasi disimpan dalam otak sebagai kesatuan mental yang disebut konsep. Gambar semantik segitiga di awal bab ini memperlihatkan bahwa makna dipengaruhi oleh konsep dan secara tidak langsung oleh objeknya.

Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan lambang bahasa yang mewakilinya. Makna terdiri atas komponen makna, misalnya kata wanita terbentuk dari komponen makna MANUSIA, DEWASA, PEREMPUAN.

Bagaimanakah cara menganalisa makna suatu leksem?
Komponen makna tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan pengalaman serta intuisi seseorang. Melalui kerangka kalimat "X........................tetapi bukan/tidak...................." dapat ditentukan komponen makna suatu kata. Misalnya, untuk mencari komponen makna kata wanita, dapat dilakukan tes substitusi sebagai berikut.

(5) X seorang wanita tetapi bukan/tidak.......................
                                                                *manusia
                                                                *(orang) dewasa
                                                                 cantik
                                                                 langsing
                                                                *perempuan

X seorang wanita, tetapi bukan *manusia, bukan *(orang) dewasa, dan bukan *perempuan tidak berterima secara semantis, dan itu berarti bahwa komponen makna MANUSIA, DEWASA, PEREMPUAN merupakan komponen makna kata wanita. X seorang wanita tetapi tidak cantik dan X seorang wanita tetapi tidak langsing berterima secara semantis, dan itu berarti bahwa komponen makna CANTIK dan LANGSING tidak merupakan komponen makna kata wanita.

Analisis makna, selain dilakukan dengan bantuan analisis komponen, dapat dilakukan melalui prototipe. Menurut pendekatan ini makna kata tidak dapat diuraikan dalam bentuk komponen semantis karena makna kata batasnya kabur dan keanggotaan dalam satu kategori tidak ditentukan oleh ada tidaknya komponen-komponen semantis tertentu, tetapi bergantung para jarak dari prototipe.

Prototipe adalah 'representasi mental yang mewakili contoh terbaik satu konsep tertentu'. Sebagai contoh, konsep kata mobil diwakili mobil sedan yang merupakan prototipe konsep mobil. Untuk menentukan apakah satu kata masih termasuk dalam kategori mobil atau tidak, kata itu harus dibandingkan dengan prototipe mobil. Misalnya, bus secara pasti dapat dimasukkan dalam kategori mobil, tetapi bajaj lebih sulit untuk dimasukkan dalam kategori mobil, karena jarak bajaj dari mobil sedan lebih jauh daripada jarak bus dengan mobil sedan yang memiliki lebih banyak persamaan.

Analisis makna dengan bantuan prototipe memungkinkan penyusunan kosakata yang termasuk dalam satu medan makna yang berasal dari ranah tertentu. Pembentukan prototipe dipengaruhi latar belakang sosial budaya dan lingkungan suatu masyarakat bahasa, misalnya prototipe ranah buah-buahan dalam masyarakat Indonesia adalah pisang, sedangkan dalam masyarakat bahasa yang tinggal di Eropa apel.


Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara