Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Keberagaman Bahasa: Pengantar
Pembahasan pada bab ini terpusat pada bagaimana bahasa terkait dengan berbagai aspek sosial di luar bahasa itu sendiri. Karena itu, sorotan tertuju bukan pada sistem bahasa itu sendiri, tetapi pada keberagaman bahasa (language variation) yang hidup di dalam masyarakat. Pada bagian pertama bab ini dibahas keberagaman itu menurut pemakainya; keberagaman itu dikaitkan dengan ranah (domain) dan konteks pemakaian bahasa itu. Setelah itu, pembahasan dilanjutkan dengan melihat keberagaman berkaitan dengan stilistika penggunaan; dan di bagian akhir keberagaman bahasa diperbincangkan dengan mengacu pada fungsi bahasa dalam masyarakat, termasuk masyarakat yang multibahasa (multilingual)
Pada Bab "Bahasa dan Linguistik" disebutkan bahwa bahasa itu mempunyai variasi. Hal itu berarti bahwa bahasa tidak kedap terhadap pengaruh aspek nonbahasa. Dengan kata lain, bahasa memiliki ragam. Konsep tentang keberagaman itu mengemuka ketika linguis mengaitkan bahasa dengan aspek kemasyarakatan. Bahasa dilihat sebagai media komunikasi yang dinamis, yang menyesuaikan aspek sosial pemakainya (the users) dan pemakaiannya (the uses). Keberagaman tersebut mulai dipelajari pada awal tahun 1960-an dalam kajian antardisiplin, seperti sosiolinguistik, linguistik antropologi, dan sebagainya. Masalah kebahasaan dikaji dengan mengaitkannya dengan aspek-aspek di luar bahasa (ekstralinguistik), di antaranya aspek sosial atau masyarakat.
Kajian interdisiplin menjelaskan fenomena bahasa dari berbagai dimensi atau parameter, di antaranya dimensi usia, gender atau jenis kelamin, kelas sosial, tingkat pendidikan, bidang atau pokok pembicaraan, dan asal-usul (kedaerahan). Khusus untuk tujuan pengenalan pada buku ini, pembahasan aspek sosial bahasa akan dipusatkan pada keberagaman bahasa saja. Faktor sosial tersebut digunakan untuk menjelaskan fenomena keberagaman bahasa yang berkenaan dengan pemakai dan pemakaiannya.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment