Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Utang Luar Negeri

Utang Luar Negeri


UTANG LUAR NEGERI


Utang luar negeri yang jatuh tempo beserta bunganya dibayar sesuai dengan kemampuan membayar kita.

Dalam perundingan itu pemerintah akan minta keadilan dari negara-negara kreditur dengan alasan-alasan sebagai berikut. Pertama, adalah good corporate governance atau praktik bisnis yang sehat dan diterima di mana saja bahwa pemberi utang harus ikut menanggung sebagian dari kerugian kredit tidak lancar kalau debitur selalu mempunyai itikad haik (good faith). Ketika debitur menerima utang, kreditur sudah menilainya habis-habisan dan juga mengajukan persyaratan seperlunya. Maka kalau penilaiannya meleset, kebiasaan dan logika yang mendasar menganggap bahwa yang melakukan penilaian yang meleset ini juga harus ikut menanggung kerugian karena melesetnya penilaian kreditur. Kedua, para kreditur janganlah membentuk kartel untuk menggencet Indonesia sesuai dengan yang mereka ajarkan sendiri bahwa pembentukan kondisi monopolistik dan kartel mendistorsi mekanisme pasar. Praktik perundingan di Paris Club, di mana para kreditur bergabung sebagai satu kesatuan menghadapi Indonesia perlu kita tentang.

Alasan tidak mau memberi penundaan pembayaran utang yang sudah jatuh tempo karena tidak lagi mempunyai hubungan dalam bentuk Extended Fund Facility (EFF) dengan IMF tidak fair. Kalau alasannya Indonesia memang dianggap mampu dan beritikad tidak baik, masih dapat kita terima. Kita selalu membayar tepat waktu, kecuali beberapa tahun setelah kita terkena krisis berat di tahun 1997—1998.

Setelah itu pemerintah melakukan gali lubang tutup lubang dalam memenuhi pembayaran utang pokok dan bunganya tepat waktu. Kita saksikan seringnya pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan tingkat bunga yang luar biasa tingginya.

Pemerintah harus sangat ketat dalam membuat utang baru. Pemerintah akan menyeleksi dengan ketat semua proyek yang belum dilaksanakan dan sedapat mungkin dibatalkan kalau ada indikasi jelas bahwa pelaksanaan akan tertunda lama, dan/atau proyek memang dirancang untuk KKN, sehingga tidak bermanfaat. Hal ini dijelaskan dengan santun kepada para kreditur, sambil mohon kepada negara-negara kaya dan lembaga-lembaga internasional jangan menyodorkan dan mendesakkan pemberian utang dengan cara membujulebujuk dan merayu-rayu para pejabat tinggi Indonesia supaya mengembangkan proyeleproyek dengan maksud menyalurkan dananya dengan bunga tinggi, dan sekaligus menikmati pekerjaan konsultansi serta pembangunannya dengan harga mahal.



Buku: Nasib Rakyat Indonesia Dalam Era Kemerdekaan

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara