Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Public Utilities (Jalan Tol Sebagai Contoh)

Public Utilities (Jalan Tol Sebagai Contoh)


PUBLIC UTILITIES (JALAN TOL SEBAGAI CONTOH)


Jalan raya bebas hambatan di luar negeri disebut free way, auto bahn, snelweg dll. Tidak disebut jalan tol, dan jalan yang sangat mulus menghubungkan semua kota itu disediakan oleh pemerintah dengan gratis. Jalan-jalan tersebut dibangun Oleh pemerintah yang dibiayai Oleh pendapatan negara dari pajak, sumber daya alam dan kekayaan milik rakyat lainnya.

Di era Bung Karno tidak pernah terpikirkan jalan tol. Jalan raya bebas hambatan yang dirancangnya dan sudah menjadi kenyataan tidak pernah tidak dibiayai dari uang negara, dari pampasan perang arau dari APBN. Jalan-jalan itu sekarang terkenal dengan nama "by pass". Semua jalan ini digunakan tanpa bayaran.

Setelah itu, jalan-jalan baru dibangun sebagai ajang komersial, yang investornya boleh mengenakan tarif tol dengan maksud memperoleh laba, bahkan menjadi kaya karenanya.

Karena icu hanya rakyat yang mampu membayar tol yang tingginya harus mampu memberikan laba kepada investornya yang bisa menggunakan jalan raya bebas hambatan.

Jadi ada atau tidak adanya jalan raya bebas hambatan tergantung pada apakah ada pengusaha yang mau berinvestasi dalam pembangunannya, dan mereka hanya mau kalau menguntungkan atas beban rakyat banyak. Jalan raya bebas hambatan adalah barang publik yang strategis, yang di mana pun dibangun oleh pemerintah dengan pembiayaan oleh seluruh rakyat secara gotong royong melalui instrumen modern, yaitu pajak dan perolehan negara lainnya.

Karena itu Pemerintah mendatang hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut.

Semua jalan tol dibeli oleh pemerintah dan dikelola oleh BUMN, misalnya PT Jasa Marga. Dengan demikian pengelolaan jalan tol dilakukan tanpa motif laba. Pembelian ini dilakukan dengan AP BN atau kalau tidak mampu dengan kredit yang khusus diperuntukkan membeli semua jalan tol yang milik swasta. Utangnya pasti dapat dikembalikan dari hasil pendapatan toll fee. Setelah utangnya lunas, penggunaan jalan-jalan yang bersangkutan gratis. Demikian juga yang dimiliki oleh BUMN.

Perluasan pembangunan jalan raya bebas hambatan dibiayai dengan AP BN atau kalau belum mampu dengan utang dari BUMN yang dijamin oleh pemerintah. Dengan demikian perolehan utang lebih mudah dan bunganya juga lebih rendah. Pendapatan dari pengenaan toll fee dipakai untuk membayar kernbali utang dan bunganya.

Demikian juga dengan pembangunan jalan-jalan baru.

Jadi orientasi pemerintah adalah menyediakan jalan raya bebas hambatan dengan cuma-cuma. Bahwa kenyataannya dikenakan toll fee adalah karena pemerintah tidak mempunyai dana. Maka begitu utang telah terbayar lunas, penggunaan jalan tersebut bebas biaya. Kalau KKN sudah tidak ada atau dikurangi sampai kadar KKN-nya normal, dengan sendirinya pemerintah akan mempunyai banyak uang. Sejak itu jalan-jalan raya dibangun sebagai public utilities yang penggunaannya gratis.

Prinsip yang sekarang berlaku, investor yang berminat berinvestasi dalam jalan raya diadu dengan investasi di sektor lain yang acuannya adalah laba yang lebih besar. Sebagai ilustrasi, penyediaan jalan raya di Indonesia diadu profitabilitasnya dengan investasi dalam pabrik pakaian jadi di Bangladesh atau pabrik mainan anak-anak di China. Tldak ada yang mau menerima kondisi seperti ini kecuali Indonesia. Maka hal ini perlu dikoreksi oleh pemerintah.



Buku: Nasib Rakyat Indonesia Dalam Era Kemerdekaan

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau