Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Tahap-tahap dalam Penelitian Linguistik

Tahap-tahap dalam Penelitian Linguistik

Tahap-tahap dalam Penelitian Linguistik

Dapat dikatakan pula bahwa letak keilmiahan penelitian di dalam linguistik terletak pada tahap-tahap yang dilalui oleh disiplin ilmu lain. Tahap-tahap itu adalah tahap spekulasi, tahap observasi dan klasifikasi, serta tahap perumusan teori.

Tahap spekulasi dapat dijelaskan melalui contoh berikut. Dulu orang mengira bahwa semua bahasa di dunia ini diturunkan dari bahasa Ibrani, karena Kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani di Taman Firdaus. Suku Dayak Iban di Kalimatan mempunyai legenda yang menyatakan bahwa pada zaman dahulu manusia hanya mempunyai satu bahasa, tetapi karena mereka keracunan cendawan, mereka mulai berbicara dalam perlbagai bahasa sehingga timbul kekacauan, dan manusia berpencar ke segala penjuru dunia. Itu semua tentu saja hanya spekulasi yang pada zaman ini sulit diterima.

Di dalam tahap observasi dan klasifikasi, para ahli mengumpulkan dan menggolong-golongkan segala fakta secara teliti, tanpa memberikan teori apa pun. Tahap ini dialami, misalnya, dalam penelitian yang dijalankan sarjana-sarjana Belanda terhadap bahasa-bahasa di Indonesia sebelum zaman kemerdekaan. Sekarang cara pendekatan semacam ini masih diperlukan karena banyak bahasa di Indonesia belum diselidiki. Namun, pendekatan demikian belumlah dapat dikatakan "benar-benar ilmiah" karena ilmu yang matang bukan hanya merupakan kumpulan fakta belaka; ilmu yang matang harus mengalami tahap tersebut di bawah ini.

Di dalam tahap perumusan teori, suatu disiplin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang masalah-masalah itu. Kemudian, dirumuskanlah hipotesis atau teori yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan disusunlah tes untuk menguji hipotesis-hipotesis itu terhadap fakta-fakta yang ada. Di dalam kajian linguistik dewasa ini, tahap ketiga tersebut diakui pentingnya. Untuk dapat diterima, suatu teori harus:
  • tuntas, artinya dapat mencakup semua fakta;
  • konsisten, artinya tidak mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan;
  • sederhana, artinya mengungkapkan pernyataan-pernyataan secara lugas tentang data.



Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau