Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Nasi Megono Sensasi Pekalongan

Nasi Megono Sensasi Pekalongan

Nasi Megono Sensasi Pekalongan


Pekaiongan acap kali dihubungkan dengan batik. Padahal masih banyak produk-produk istimewa kota di pesisir pantai titara Jawa ini. Masyarakat ibu kota mungkin belum begitu familiar dengan tauto dan nasi megono.

Padahal kedua makanan itu adalah produk kuliner istimewa dari kota berpenduduk 264.932 jiwa tersebut. Tauto adalah Soto yang ditambahi tauco. Megono Iain lagi, makanan ini diolah dari nangka mada yang dicincang halus dan dicampur kecombrang.

Kedua menu inilah yang menjadi andalan Tauto Peka]ongan 'Nino". Warung ini terletak di Jalan Tebet Timor Dalam Raya No. 3, di depan pasar PSPT, atau lebih tepatnya di samping Bank Panin.

Menurut Lukman Bilfaqih, pengelola sekaligus pemilik warung ini) ide untuk membuka warung dilandasi rasa rindu akan makanan kota asalnya dan sekaligus keinginan mengumpulkan orang-orang Pekalongan yang ada di Jakarta.

"Tidak munafik memang dalam bisnis saya mencari untung, tapi yang jelas saya kepengin orang-orang Pekalongan bisa kumpul, bisa bersilaturahmi," ujarnya.

Warung ini ia dirikan sejak 2003 setelah pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan tambang marmer.

"Dari SMA saya memang suka masak, lantas setelah pensiun dari perusahaan tambang marmer saya membuka gerai batik, tiga tahun tidak menampakkan hasil dan juga didera krisis, saya memutuskan membuka warung ini," ujar bapak tiga anak ini.

Pada hari biasa ia membuka warung mulai pukul 08.00 pagi hingga 20.00 malam.

Menu yang jadi andalannya tak lain adalah tauto dan megono komplet.

Megono komplet adalah menu yang merupakan kombinasi dari nasi megono, tauco, lodeh, orek tempe, balado telor, ikan asin, dan mentimun. Selain menu tersebut masih banyak menu lainnya seperti sayur lodeh bongkrek (terbuat dari ampas tahu), sayur asem komplet, sotong atau cumi, dan lain-lain.

Tauto atau tauco soto adalah soto asli orang Pekalongan, begitu penjelasan Lukman. Adapun yang membedakan soto ini dengan daerah lain adalah adanya tambahan tauco, bumbu yang dihasilkan dari fermentasi biji kedelai. Tauco ini yang memberi sensasi tersendiri dibanding soto lainnya yang kebanyakan didominasi santan. Soal harga Anda tak perlu merogoh kocek ter]alu dalam. Sebab harga-harga di warung ini tergolong murah. Satu porsi megono komplet dipatok Rp12.OOO (per Februari 2010). begitu juga dengan tauto pekalongan.

Menu-menu yang lain pun harganya tidak jauh beda. Satu lagi keistimewaan warung ini. Semua masakan yang diolah tidak menggunakan vetsin atau bumbu penyedap.

Beberapa pengunjung yang ditemui mengaku sangat terkesan dengan rasa me-gono yang memiliki kekhasan tersendiri. Salah satunya adalah La Tofi (46) yang cukup sering menyambangi warung ini.

"Sering dalam seminggu saya bisa ke sini dua sampai tiga kali, bagi orang luar Pekalongan seperti saya ini megono dan tauto memiliki bumbu yang tajam, ada semacam unsur eksotisme di dalamnya," kata pria asal Bima» NTB, ini. (Iuc/*)

Alamat Warung Nino 

Jalan Tebet Timur Dalam Raya No. 3.
Di depan Pasar PSPT Jakarta Selatan



Buku: 55 Tempat Makan Unik & Asik Ala Warkot

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau