Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Pulennya Nasi Uduk Mpok Pule

Pulennya Nasi Uduk Mpok Pule

Pulennya Nasi Uduk Mpok Pule


Bicara kuliner asal Betawi, sepertinya memang tidak akan pernah habis untuk dibahas karena terkenal dengan kelezatan dan cita rasanya. Apalagi jika kita membicarakan salah satu kuliner andalan Betawi, nasi uduk.

Salah satunya nasi uduk Mpok Pule yang terdapat di pinggir jaIan, yang berada persis di depan sebuah mini market. Salamah (48) atau biasa disapa dengan panggilan Mpok Pule, mulai membuka warung pukul 16.30 setiap harinya. Tidak perlu menunggu hingga larut malam untuk menunggu dagangannya habis.

Dalam waktu paling lama 3 jam saja, biasanya nasi uduk Mpok Pule sudah ludes diserbu pembeli karena rasanya yang pulen dan enak. Tempat berdagang Mpok Pule sangat sederhana. la tidak menyewa ruko atau memasang tenda, namun gerobak dengan dua roda pun sudah cukup menjadi tempat ia berdagang.

"Saya dagang nasi uduk sudah 17 tahun. Dulu sih nggak terlalu rame. Namanya juga orang dagang, ya wajarlah. Tapi sekarang, Alhamdulillah, dagangan saya cepet banget abisnya," kata Mpok Pule dengan logat Betawi yang masih kental.

Wanita kelahiran Jakarta ini mengatakan, dirinya mulai berbeIanja ke pasar pukul 06.30 hingga pukul 08.30. Setelah semua bahan yang diperlukan lengkap dibeli ia kemudian mulai memasak pukul 09.00 hingga pukul 16.00.

Salah seorang pelanggan nasi uduk Mpok Pule, Uci (34), menuturkan, sudah sekitar sembilan tahun menjadi pelanggan setia nasi uduk Mpok Pule. la beralasan, selain harganya murah, porsi yang diberikan juga sangat banyak.

'Gimana nggak enak, sudah harganya murah, porsinya banyak, rasanya juga enak lagi. Istilahnya, dagangan pinggir jalan, rasanya restoran," ujar Uci, warga sekitar, seperti dilansir Beritajakarta.

Sebenarnya, menu dan lauk yang ditawarkan nasi uduk Mpok Pule tidak banyak. Hanya ada tempe semur dan goreng, tahu semur dan goreng, bakwan, kentang semur, jengkol semur, perkedel, ayam balado dan telur balado disertai dengan lalap-lalapan. Harganya pun sangat murah, berkisar antara bergantung pemakaian lauk-pauknya.

Mpok Pule pun tidak hanya menjajakan dagangannya di pinggir jalan saja. Namun, ia juga mempersilakan para pelanggan setianya untuk memesan nasi uduknya untuk keperluan khusus. Seperti untuk acara keluarga, ataupun pesta nikah maupun sunatan.

"Kalo mau pesen juga bisa. Tinggal telepon aja ke rumah saya, tandas wanita beranak tiga ini. (luc/Beritajakarta)

Alamat Nasi Uduk Mpok Pule 

Jalan Bangun Nusa Raya, Cengkareng Timur, Jakarta Barat




Buku: 55 Tempat Makan Unik & Asik Ala Warkot

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara