Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistim komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol bovakl (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat dicerap panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal denga barang atau hal yang diwakilinya itu. Bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (= yang dicerap panca indra kita), sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain.
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahawa yang bersangkutan. Apakah seekora hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, Hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada; untuk itu diusahakan bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dalam bahasa. Etimologi merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mula-mula timbul untuk mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit diterima. Usaha lain yang mempertahankan pendapat itu adalah apa yang dikenal dengan onomatope (kata peniru bunyi). Namun hal ini pun sangat terbatas. Terakhir dikemukakan bahwa tiap bunyi sebenyarnya mengandung nilai-nilai tertentu, misalnya vokal a, u, o, menyatakan sesuatu yang besar, rendah dan berat, sebaliknya vokal i, e menyatakan sesuatu yang tinggi, kecil dan tajam. Demikian pula konsonan-konsonan melambangkan bunyi-bunyi tertentu. Dalam beberapa hal barangkali dapat ditunjuk contoh-contoh yang mungkin meyakinkan. Tetapi terlalu banyak hal yang akan menentang contoh-contoh tadi. Dengan demikian pendapat lain lebih dapat diterima bahwa antara kata dan barang tidak terdapat suatu hubungan. Hubungan itu bersifat arbitrer, sesuai dengan konvensi masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Baca : Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment