Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Letak Keilmiahan Linguistik Adalah wajar bila kita bertanya di mana letak keilmiahan linguistik. Para pemikir ilmu pengetahuan di luar maupun di dalam bidang linguistik pada umumnya sepakat bahwa setiap usaha yang memakai sifat ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu syarat keeksplisitan, syarat kesistematisan, dan syarat keobjektifan. Syarat keeksplisitan dipenuhi dengan menyatakan secara jelas kriteria yang mendasari suatu penelitian dan menyusun peristilahan secara jelas dan konsisten. Kriteria yang eksplisit diperlukan oleh seorang penyelidik untuk menandai apa-apa yang ditelitinya. Misalnya, jika hendak menyelidiki kalimat dalam bahasa Indonesia, kita harus mengetahui dan kemudian menentukan apa saja yang ada dalam sesuatu yang disebut kalimat itu, sehingga bagi orang lain jelas apa yang kita maksud. Peristilahan yang konsisten pun merupakan syarat pendekatan ilmiah. Definisi istilah-istilah yang kita pakai harus jelas dan tidak boleh ada kontradiksi antara satu istilah da